Tes psikologi kerja adalah tes yang diselenggarakan dalam proses rekrutmen kerja. Biasanya, perusahaan akan mempekerjakan seorang ahli di bidang psikologi untuk melakukan tes psikologi kerja atau psikotes guna mengetahui potensi dan kepribadian calon karyawan, fungsi kognitif, fungsi emosional, sekaligus untuk melihat kecocokan calon karyawan dengan posisi pekerjaan yang tersedia. Apakah tes psikologi masih efektif untuk merekrut karyawan? Temukan jawabannya dalam artikel berikut ini, yuk.
Efektifkah Menggunakan Tes Psikologi untuk Merekrut Karyawan?
Ketika suatu perusahaan membuka lowongan pekerjaan, akan ada banyak pelamar kerja yang mengirimkan lamaran kerja. Kata “banyak” di sini tidak hanya puluhan lho, bisa jadi ratusan bahkan ribuan surat lamaran kerja yang harus diseleksi. Jika perusahaan melakukan seleksi secara manual satu persatu, jelas akan menghabiskan waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit.
Itulah sebabnya diperlukan tes psikologi untuk membuat proses rekrutmen jadi lebih efektif, efisien, dan bisa lebih cepat pula mendapatkan kandidat potensial untuk mengikuti proses selanjutnya. Dengan kata lain, tes psikologi menjadi screening awal untuk mendapatkan kandidat potensial.
Manfaat Tes Psikologi dalam Proses Rekrutmen
Untuk Mengetahui Kekuatan dan Ketahanan Mental Kandidat
Tes psikologi tidak hanya mengukur kecerdasan calon karyawan saja, tetapi juga bisa mengetahui kekuatan dan ketahanan mental kandidat dalam menghadapi berbagai tekanan yang mungkin saja terjadi dalam pekerjaan.
Misalnya melalui tes pauli yang bisa mengetahui motivasi kerja kandidat, ketahanan mentalnya terhadap stres dan kondisi bekerja di bawah tekanan, vitalitas dan apakah kandidat punya kekuatan mental untuk mencapai tujuan.
Mengetahui Kemampuan Kandidat dalam Memecahkan Masalah
Sebaik apa pun perusahaan membangun sistem dan budaya kerja, akan selalu ada yang namanya masalah. Jika perusahaan melakukan bad hiring pada kandidat yang kurang tepat, jelas turnover bisa terjadi, dan hal ini sudah tentu merugikan perusahaan. Itulah sebabnya, perusahaan perlu melakukan tes psikologi untuk mengetahui kemampuan kandidat dalam memecahkan masalah. Misalnya melalui tes Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), tes wartegg, Edward Personal Preference Schedule (EPPS), dan sebagainya.
Mengetahui Kecerdasan Emosional Kandidat
Dalam dunia kerja, kandidat potensial bukan hanya kandidat yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi, tetapi juga harus memiliki kecerdasan emosional. Sebab, dunia kerja itu dinamis. Ada banyak orang yang terlibat dan situasi kerja yang beragam. Dengan memiliki kecerdasan emosional, kandidat akan lebih mampu menghadapi berbagai situasi kerja, termasuk situasi kerja yang sesekali kurang nyaman.
Beberapa tes psikotes kerja yang bisa dilakukan, misalnya The Big Five yang bisa membantu mengenali beberapa ciri kepribadian, Edward Personal Preference Schedule (EPPS), DiSC Test untuk mengenali tipe kepribadian kandidat, dan sebagainya.
Menguji Kreativitas Kandidat
Kebanyakan pelamar kerja akan memasukkan kualifikasi bahwa dirinya memiliki kreativitas tinggi. Nah, untuk membuktikan apakah kandidat pelamar kerja memang benar-benar memiliki kreativitas tinggi atau tidak, perusahaan perlu melakukan tes psikologi kerja. Misalnya melalui tes 16 Personalities yang menilai 5 aspek kepribadian atau Big five personality models (OCEAN) yang juga bisa mengukur tingkat kreativitas kandidat.
Kenapa penting menguji kreativitas kandidat? Dunia kerja yang dinamis akan selalu menghadirkan berbagai tantangan. Untuk bisa menyelesaikan setiap tantangan itulah dibutuhkan kreativitas yang tinggi, terutama untuk menemukan solusi dan memecahkan berbagai masalah yang bisa saja terjadi.
Setelah mengetahui bagaimana efektivitas tes psikologi dalam proses rekrutmen karyawan, ketahui juga jenis tes psikologi dalam merekrut karyawandi artikel berikut ini: 9 Jenis Tes Psikotes Kerja untuk Merekrut Karyawan